Minggu, 01 Juli 2012

Kantuk

Ini kantuk, datangnya membawa mimpi.

Wanginya samar kuingat, seperti musk dan bumi. Punggungnya seperti labirin dan ia mendengkur jika kugaruk. Aku menyingkap kain tipis yang menutupinya dan kuciumi pundaknya.

Nampaknya aku ini makhluk pagi dan ia makhluk malam. Baru kusadari sekarang dia ini rembulan dan aku mataharinya. Bertahun-tahun aku berdelusi bahwa aku ksatria hitam, yang hidupnya baru saat matahari tenggelam, dan, dan, dan sebagainya. Sampai dia datang dan baru kurasa, oh aku ini terang dan dia ini kelam.

Jika bisa kulukis kebahagiaan itu seperti apa, besar kanvasnya hanya petak tiga kali tiga dan ranjangnya sempit dimuat-muatkan karena cinta. Wanginya seperti kesturi dan malam, matanya yang tajam terpejam, dan sesaat dia terlihat serapuh binatang kecil.

Kantuk, sayang, datang seperti selimut tebal, bulunya mencapai dagu, hangatnya membuat gagu. Tidur, sayang, tidur. Katanya pagi belum tiba. Waktunya mengejang baru separuh malam, belum separuh jalan. Aku mimpi pernah bahagia.

Kantuk, sayang, kantuk. Aku cinta kamu. Selamat malam.

Tidak ada komentar: